Malaysian
Journal of Analytical Sciences Vol 25 No 6
(2021): 1107 - 1121
ESTIMATION OF CARBON
DIOXIDE EMISSION IN THE TRANSPORTATION SECTOR ON PRIMARY ARTERIAL ROADS
IN WONOKROMO DISTRICT, SURABAYA
BEFORE AND AFTER COVID-19
Fatimah Zahra1*, Agus Supriyanto2, Nita Citrasari1
1Environmental Engineering Program
2Biology Program, Biology Department
Faculty of Science and Technology,
Universitas Airlangga, Indonesia
*Corresponding
author:
fatimah.zahra-2016@fst.unair.ac.id
Received: 15 July 2021;
Accepted: 2 December 2021; Published: 27
December 2021
Abstract
This research aims to determine
the number of motorized vehicles
of the road transportation sector
at primary arterial
roads in Wonokromo District before and after COVID-19, the estimated
amount of emission produced by motorized vehicles before and after COVID-19 and the correlation between the distribution
of the amount and the types of motorized vehicles and the estimated amount of carbon dioxide (CO2) emission. Data collection for determining the amount and type of motorized vehicles
was conducted at Jalan Stasiun Wonokromo, Jalan Bung Tomo and
Jalan Raya Ngagel. Data collection was conducted in the morning (06.00-08.00 a.m.), afternoon (11.00
a.m. – 01.00 p.m.) and evening (04.00-06.00 p.m.). This study utilizes the IPCC method to determine the concentration of CO2 while implementing the
IPCC formula in travel distance approach and the idle emission formula in fuel consumption approach. The estimated
amount of CO2 emission load is decreased due to COVID-19 by 44% at Jalan Stasiun Wonokromo, by 62% at Jalan Bung
Tomo and by 34% at Jalan Raya Ngagel. The total number of motorized vehicles correlates to the estimated amount of CO2 emission load where there is an increase in number of motorized vehicles there will be an increase in the estimated amount of CO2 emission
load as well.
Keywords: before and after COVID-19, carbon dioxide,
idle emission, motorized vehicles, primary arterial
roads
Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
kendaraan bermotor berdasarkan jenisnya di jalan utama daerah Wonokromo
sebelum dan selepas COVID-19, anggaran beban pelepasan yang dihasilkan oleh
kenderaan bermotor sebelum dan
selepas COVID-19 dan mengetahui hubungan antara taburan jumlah dan jenis
kendaraan bermotor dengan anggaran pelepasan gas karbon dioksida (CO2). Pengambilan data berupa jumlah dan jenis kendaraan bermotor
dilakukan di Jalan Stasiun
Wonokromo, Jalan Bung Tomo dan Jalan Raya Ngagel. Pengambilan data dilakukan
pada pagi (06.00-08.00 WIB), tengahari (11.00-13.00
WIB) dan petang (16.00-18.00). Penelitian ini menggunakan kaedah pengiraan
kepekatan CO2 dengan pendekatan jarak tempuh kenderaan
menggunakan formula IPCC dan pengunaan bahan bakar menggunakan formula pelepasan terbiar. Pandemik COVID-19 menyebabkan terjadinya
penurunan beban pelepasan CO2. Jalan Stasiun Wonokromo mengalami penurunan sehingga 44%, Jalan Bung Tomo pada
62% dan Jalan Raya Ngagel pada 34%. Korelasi
antara
jumlah kenderaan dengan anggaran pelepasan gas CO2 dipercayai semakin
tinggi jumlah kenderaan maka semakin tinggi beban pelepasan CO2 berlaku.
Kata kunci: sebelum dan selepas COVID-19,
karbon dioksida, pelepasan
terbiar, kenderaan bermotor, jalan utama
References
1.
Kusuma, W. P., Boedisantoso, R. dan Wilujeng, S. A. (2010). Studi kontribusi kegiatan transportasi terhadapemisi karbon di Surabaya
bagian barat. Undergraduate Study, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
2.
Intergovernmental Panel On Climate
Change (2007). Climate
change 2007: Impacts,
adaptation and vulnerability. Cambridge, Cambridge
University Press.
3.
Mudjiastuti,
H. (2011). Analisis hubungan sistem transportasi kota terhadap konsumsi bbm
(kota: metropolitan, besar dan sedang di Jawa). Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi Ke-2 Tahun
2011: 8-12.
4.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2012). Petunjuk teknis dekonsentrasi pengendalian pencemaran udara sumber bergerak. Deputi Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan Hidup, Jakarta: pp. 7.
5.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2010). Peraturan menteri
lingkungan hidup nomor 12
tahun 2010 tentang pelaksanaan pengendalian pencemaran udara di daerah, Indonesia.
6.
Kumar,
P. V.P., Singh, A., Sharma, N., and Chalumuri, R. S. (2015). Evaluation of
idling fuel consumption of vehicles across different cities. Government Study, New Delhi Central
Road Research Institute.
7.
Amri, S. and Driejana.
(2011). A simple approach to estimate gridded-value in high-resolution GHG
emission map of road transport sector. Proceedings of the Eastern Asia
Society for Transport Studies, 2011: 8.
8.
Taylor, G.W.R. (2003).
Vehicle idling incidence and energy use data. Review of the incidence, energy
use and costs of vehicle idling. Final report 13: pp. 2-13.
9.
Novianti,
S. and Driejana. (2010). Pengaruh karakteristik faktor emisi terhadap estimasi
beban oksida nitrogen (nox) dari sektor
transportasi (studi kasus: wilayah Karees, Bandung). Jurnal Teknik
Lingkungan, 16(2): 185- 198.
10.
O’Fallon, C. and Sullivan,
C. (2003). Understanding and managing weekend
traffic congestion.
Government study Australasian Transport Research Forum.
11.
Pemerintah Kota Surabaya. (2020).
Peraturan Walikota nomor 16 tahun 2020 tentang
pedoman pembatasan sosial
berskala besar (psbb) dalam penanganan corona virus disease
2019 (Covid-19) di Kota Surabaya.